“Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja” -Benderang Cahaya Ilahiyah di Bumi Lakipadada-


            Tana Toraja selain identik sebagai daerah pariwisata, juga sebagai salah-satu daerah dengan populasi umat Kristen terbanyak di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya objek wisata rohani berupa patung Yesus raksasa dengan ketinggian yang disebut-sebut telah mengalahkan tingga Cristo Redentor (Christ the Redeemer) di Rio de Janeiro, Brazil, acara tahunan Lovely December, serta eksistensi sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi kristen yang semakin menguatkan eksistensi Tana Toraja sebagai daerah mayoritas Kristen. Namun dibalik itu semua, keberadaan dan peranan umat Islam di Tana Toraja juga menjadi sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Dari awal masuknya pada abad ke- 18, Islam di Tana Toraja terus mengalami perkembangan. Dari segi kuantitatif, hal ini dapat ditandai dengan peningkatan populasi umat Islam, jumlah masjid, jumlah taman pendidikan Al-Quran, jumlah madrasah, dan lain-lain. Dari segi kualitatif, perkembangan Islam di Tana Toraja ditandai dengan peranan-peranan umat Islam dalam mengembangkan Tana Toraja melalui berbagai bidang kehidupan, munculnya generasi yang mampu memahami agama Islam dengan baik, keikutsertaan umat Islam di Tana Toraja dalam event-event Islami di tingkat provinsi hingga tingkat nasional.
            Kemunculan pondok pesantren, merupakan salah-satu indikasi dari perkembangan umat Islam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pesantren Pembangungan Muhammadiyah Tana Toraja yang merupakan satu-satunya pondok pesantren di bumi lakipadada dari segi kualitatif dan kuantitatif telah menciptakan kader-kader yang berkualitas dan kompetitif di bidangnya masing-masing.
            Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja terletak 12 KM disebelah selatan kota Makale, lebih tepatnya di Jalan Poros Makale-Makasar KM.12,  Ge’tengan, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Pondok Pesantren ini didirikan pada sebidang tanah dengan bantuan dari pemerintah Qatar pada tahun 1990. Sejak awal berdirinya hingga saat ini, pondok pesantren ini terus mengalami perkembangan. Pondok pesantren yang berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah ini, telah memiliki empat unit pendidikan formal, yaitu Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Pertama, dan baru-baru ini dibuka Madrasah Ibtidaiyah.
            Pondok pesantren ini didirikan pada tanah dengan kontur yang agak tinggi, sehingga untuk memasuki pondok, harus dilewati sebuah tanjakan yang tidak curam dan tidak pula terlalu landai, namun cukup menguras tenaga jika ditempuh dengan berjalan kaki. Di sekeliling pondok terdapat pepohonan, dan areal persawahan sehingga terkesan asri. Terdapat beberapa gedung  baik permanen maupun semi permanen berupa kantor, kelas, perpustakaan, asrama putra dan putri, masjid, dan lain sebagainya yang penataannya cukup rumit dan disesuaikan dengan keadaan tanah tempat berdirinya.
 Fasilitas- fasilitas yang disediakan bagi warga pondok sangat beragam, baik berupa kelas,masjid, sarana olahraga dan kesenian, perpustakaan, laboratorium komputer dan IPA, asrama dengan kamar mandi dan tempat wudhu yang terpisah, dan sebagainya. Kelas-kelas yang ada beberapa di antaranya dilengkapi dengan proyektor, papan refleksi kegiatan pembelajaran, dan hasil kreatifitas santri. Selain kelas, disediakan sebuah masjid yang masih dalam proses pembangunan sebagai media untuk sholat berjamaah, kegiatan kepesantrenan, dan taman pendidikan Al-Qur’an untuk anak-anak yang tinggal di sekitar pondok. Selain itu, sarana olahraga yang disediakan meliputi lapangan bulu tangkis, arena tenis meja, peralatan olahraga, lapangan upacara yang luas sekaligus digunakan sebagai lapangan takrow dan futsal, dan sebagainya. 
Fasilitas-fasilitas yang ada sangat menunjang kegiatan pembelajaran dan estrakurikuler bagi santri dan santriyah. Kegiatan di pondok dimulai pukul 04.00 ketika beberapa santri-santriyah bersiap-siap melaksanakan sholat subuh dan kegiatan kepesantrenan  di masjid. Setelah itu, santri dan santriyah bersiap-siap untuk mengikut pembelajaran formal di kelas. Pembelajaran formal berlangsung mulai dari pukul 7.15 pagi hingga usai sholat dzuhur, sebagian kelas di tingkatan Madrasah Aliyah maupun SMK masih menyambung pembelajaran usai makan siang hingga pukul 14.30 bahkan hingga waktu sholat ashar tiba. Usai sholat ashar diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler yang beragam, seperti tapak suci, pramuka, hizbul wathan, pembelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris, kegiatan-kegiatan olahraga, menari, qasidah, dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan adalah Tapak Suci, Hizbul Wathan dan Pramuka. Waktu latihan Tapak Suci adalah seusai sholat ashar pada hari sabtu dan ahad, sedangkan Hizbul Wathan dan Pramuka, waktu latihan disesuaikan dengan unit masing-masing. Segala kegiatan di sore hari dihentikan setidaknya 30 menit menjelang adzan magrib, saat itu dimanfaatkan bagi para santri-santriyah untuk bersiap-siap ke masjid dan sholat berjamaah. Antara sholat magrib dan sholat isya diadakan kegiatan kemasjidan yang diisi dengan kajian, membaca Al-Quran maupun diskusi dari pembina ataupun pengurus IPM. Setiap selesai waktu sholat selalu diisi dengan kegiatan kepesantrenan singkat berupa kultum, kegiatan pembelajaran bahasa Arab dan Bahasa Inggris, dan muroja’ah hafalan dan hadist. Setelah kegiatan kemasjidan usai sholat isya, santri-santriyah makan malam dan melanjutkan aktivitas masing-masing hingga pukul 10 malam.
Pondok pesantren selalu ramai dengan kegiatan-kegiatan para santri  setiap harinya. Jumlah santri-santriyah saat ini telah mencapai 300 lebih, dengan  daerah asal dan latar belakang yang beragam. Kehadiran Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja, sebagai pondok pesantren modern di daerah minoritas muslim menjadi sarana bagi generasi muda untuk memperdalam ilmu agama dan ilmu umum, untuk mempersiapkan diri menjadi generasi yang kelak selain membangun bangsa, juga mampu membangun persyarikatan dan umat Islam. Pondok ini juga menjadi tempat perbaikan diri, untuk memperkuat tauhid, memperbaiki akidah, dan membangun ukhuwah Islamiyah dalam segala kesederhanaan dan keterbatasan untuk menghadapi tantangan di era modern. Ilmu yang diperoleh santri-santriyah kelak digunakan untuk mendakwahkan, dan mempertahankan keIslaman di tengah-tengah kaum mayoritas secara damai, sebagai bekal untuk membangun kehidupan yang baik di dunia hingga akhirat, sebagai pembuka bagi azzam-azzam mulia, juga sebagai cahaya yang membimbing ketika langkah-langkah perjuangan semakin mengelam.
 Hingga kini, dengan segala keterbatasan dan keunikannya pondok pesantren ini masih berdiri kokoh dan terus mengalami pembangungan dan perkembangan yang signifikan dengan bantuan dan dukungan dari warga pondok, persyarikatan Muhammadiyah, umat Islam dan pemerintah.  Pondok pesantren ini diharapkan dapat bertahan seiring bergulirnya zaman  dan terus menjadi lentera yang menebarkan cahaya ilahiyah di persada bumi lakipadada.

Komentar

Postingan Populer